Jumat, 18 Juni 2010

Kupas Buku: Pembunuhan Di Orient Express-Agatha Christie

Peringatan: Posting ini mengandung spoiler ya, buat yang masih pengen baca sebaiknya gak meneruskan deh sebelum baca bukunya!...

----

By: Fanda

Aku baru saja selesai membaca (dulunya hanya menonton filmnya) Pembunuhan Di Orient Express. Ada yang menggelitik hatiku, yakni, pertama: kehebatan deduksi yang dipertontonkan Hercule Poirot dalam memecahkan kasus ini. Biasanya, Poirot memiliki beberapa ide dari hasil wawancara dari saksi-saksi dan memilah bukti-bukti. Selalu akan ada celah atau kejanggalan bila semua potongan informasi itu disatukan. Dari situ ia membuat pengujian ide, yang lalu akan dikonfirmasikan, biasanya lewat polisi atau sumber-sumber lain. Tapi karena di kisah ini situasinya tak memungkinkan Poirot berhubungan dengan dunia luar, maka hanya deduksinya sendiri lah yang bisa diandalkan. Kembali aku angkat jempol buat Agatha Christie yang telah memikirkan semua detail hingga sekecil mungkin sehingga kadang kita mau bilang semuanya tak masuk akal, dibuat-buat, tapi toh setelah dibaca dan direnungkan…. jadi masuk akal juga.

Poin kedua adalah soal ending kisah ini. Aku merasa bahwa seringkali Poirot itu cenderung mendahului hukum dan Tuhan. Oke, yang terakhir itu kita bisa bicarakan kapan-kapan, tapi di kisah ini jelas Poirot seakan-akan telah melecehkan polisi dan hukum. Bagaimana tidak, seluruh pelaku pembunuhan sudah mengakui (atau dipaksa oleh Poirot untuk mengakui) pembunuhan yang mereka lakukan bersama-sama dengan sengaja dan terencana. Tapi, mengapa Poirot malah memilih jalan lain dengan membelokkan kenyataan yang akan dilaporkan ke polisi? Sehingga akhirnya semua pembunuh itu bebas?

Itulah salah satu hal yang mengganjal bagiku dalam menikmati karya-karya penulis yang paling aku sukai: Agatha Christie.

Menurut aku pribadi, tak peduli motif seseorang untuk melakukan kejahatan (balas dendam), atau seberapa jahatnya calon korban yang akan dibunuh, atau status sosial pelaku (kaya, berpengaruh - seperti pada buku ini), semua yang melakukan pembunuhan adalah penjahat. Kecuali mungkin kalau perbuatan membunuh itu karena upaya membela diri. Pembunuhan yang terencana sudah jelas-jelas tindak kriminal menurutku. Dan salah satu keasyikan membaca novel misteri, kan jika penjahatnya ditemukan dan diberi hukuman setimpal kan?

Nah…gimana pendapat Vixxers yang lain? Boleh dong share opini kalian di sini. Langsung tulis aja dibawah garis putus-putus, awali dengan “By: ….. (terserah mau diisi nama asli atau nama beken atau mau diberi link atau gak). Terus akhirnya tolong dikasih garis putus-putus lagi ya, untuk memisahkan tulisan kamu dengan Vixxers lainnya. Atau kalo gak, bisa juga lewat kotak komentar. OK? Aku tunggu deh…

Buat yang mau menulis di blog ini, caranya lihat disini.

-----

Tidak ada komentar: