Rabu, 30 Juni 2010

John Connolly: The Book Of The Lost Things


By: Kei

Tadinya saya kira buku ini cuma sekedar another fantasy story, di mana dongeng-dongeng ternyata melenceng, ga seperti yang biasanya kita tau. Tapi ternyata saya salah. Cerita di buku ini lebih kejam. John Connolly, penulisnya, ga ngerasa sayang untuk mematikan tokoh-tokohnya dengan cara yang sadis. Semua ditulis dari sudut pandang David, si anak kecil yang jadi tokoh di buku ini. Karena dia anak kecil, pemahaman dia akan dunia juga naif. Dengan gaya naif itu, Connolly menuliskan tentang darah yang mengalir, kepala yang terpenggal, tubuh yang terkoyak, dalam pertarungan antara manusia melawan makhluk dongeng seperti troll, penyihir, monster..

Tokoh antagonisnya adalah sesosok Lelaki Bungkuk tanpa nama, yang kerjanya menjelajahi impian manusia. Dia bisa mewujudkan ketakutan manusia. Dia hidup dari memakan jantung anak kecil yang tidak diinginkan keluarganya.

Connolly seakan mengingatkan pembacanya, dengan cara yang kejam, bahwa dongeng hanyalah dongeng. Ga mirip dengan realita. Ada hal-hal yang harus dihadapi di alam nyata.

Ini kisah dongeng yang sama sekali bukan untuk anak kecil. Tapi untuk orang dewasa yang masih ingat rasanya jadi anak kecil atau anak kecil yang beranjak dewasa. Seperti ditulis Connolly di pengantarnya:

Sebab dalam diri setiap orang masih tersimpan jiwa anak-anaknya, dan dalam diri setiap anak bersemayam jiwa yang kelak akan jadi dewasa.

Seperti yang pernah ditulis Kei di blog-nya.





1 komentar:

Fanda Classiclit mengatakan...

"Sebab dalam diri setiap orang masih tersimpan jiwa anak-anaknya, dan dalam diri setiap anak bersemayam jiwa yang kelak akan jadi dewasa." >>betul sekali tuh. Dan jiwa anak-anak kita biasanya muncul tiap membaca kisah petualangan atau fantasi.

Tapi aku ga mau ah baca buku ini, kok rada sadis gitu...jadi teringat salah satu kisah di Tales of Beedle The Bard-nya JK Rowling. Yang pemuda yg gak kenal cinta, yang ada hati berbulu dsb itu. Hiii...